"Aku punya 3 kakak. Yang laki-laki mau jadi pemain basket dan pembalap, yang perempuan dokter, dan yang perempuan satu lagi... aku gak tau kerjaannya apa" -Tongki-
Hmmm... lumayan nyeri hati ini mendengar statement adik bungsuku di depan kelas waktu pada Parents Visit Day dan dia harus menjelaskan anggota keluarga. Adikku yang bloon tapi ganteng itu ternyata gak ngerti apa kerjaan Kakak nya selama ini. Disangka dia all these days Kakak nya dapat duit dari metik di pohon rambutan belakang rumah mungkin :-(
Well.... sebetulnya gak cuma adikku yang jelas-jelas memang punya sedikit kekurangan dalam berpikir dikarenakan usianya yang muda, tapi juga banyak orang yang gak ngerti apa sebetulnya pekerjaan aku.
Kalau baca di page ini, bisa diketahui kalau aku bekerja di bidang Marketing dan Komunikasi. Aku juga menjalankan usaha bersama DocCii di bidang catering dan manufaktur air demineral.
Nah, yang paling bikin bingung orang-orang adalah... Marketing dan Komunikasi? Kerjaannya ngapain? Kok bisa sih jadi hubungan sama celebrities?
Let me tell you about it then :-)
|
My clients pay me 5c?? I'm surely gonna kill 'em :-D
credit: here |
Jadi begini... aku merupakan lulusan dari sekolah Public Relations yang lumayan termahsyur di Indonesia. Aku lulus dengan keahlian menjadi seorang manipulatif. Untungnya, gak ada gen kriminal yang diwariskan oleh kedua orang tuaku, makanya aku menggunakan keahlian manipulasi ku untuk kebaikan ^^
Public Relations is all about 'manipulation', dan PR ini adalah salah satu tools yang digunakan oleh marketing team didalam sebuah instansi atau perusahaan untuk mempengaruhi pikiran consumer sehingga mereka mau membeli atau mengkonsumsi produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Sampai disitu ngerti, anak-anak? *obsesi jadi Ibu Guru nya keluar :-p*
Dengan backgound PR-ku, aku berkecimpung di bidang konsultansi Marketing dan Komunikasi (MarKom), spesialisasiku adalah, as expected, Public Relations. Tugasku mengemas suatu bentuk komunikasi kepada consumer sehingga bisa 'menuntun' pikiran mereka supaya mau membeli produk dari perusahaan yang menyewa aku.
|
I keep this writing on my desk... as a reminder. Hehehehe
credit: here |
Bentuk komunikasi itu macam-macam. Bisa melalui gambar, suara,tulisan, dan lain-lain. Tools atau alat komunikasi itu pun macam-macam, salah satunya adalah manusia yang dijadikan sebagai ambassador atau spoke person.
Jreng jreng jreng... disitulah mengapa aku jadi banyak berhubungan sama celebrities. Karena celebrities, hingga hari ini, adalah salah satu alat komunikasi yang paling ampuh dalam menyetir pikiran consumer sampai pada tahap decision; dimana consumer akhirnya memutuskan akan membeli atau mempengaruhi orang lain untuk membeli sebuah produk yang diwakili oleh celebrity tertentu.
Dengan data yang diberikan perusahaan, aku dan team akan research apa yang cocok untuk menjadi alat komunikasi untuk produk yang diberikan ke aku. Gak harus celebrities, tapi memang celebrities paling cepet kelihatan hasilnya. Walaupun budget nya juga kadang bikin orang kena serangan jantung (untuk ilustrasi, ada satu orang celeb Korea yang beli gedung setelah sign satu deal sebagai salah satu product ambassador).
|
Bukan hanya ilustrasi, it happened to me once :-D
credit: here |
Seandainya memang perusahaan okay dengan budget yang diajukan (jika aku menawarkan menggunakan celebrities sebagai brand ambassador), maka pekerjaan berat aku dan team ku dimulai. Diawali dengan mencari orang terdekat celeb tersebut. Bisa teman, tetangga, bapak, ibu, nenek, buyut... siapapun yang kenal sama celeb tersebut. Lalu dari situ staff aku akan berhubungan sama road manager si celeb. Di review dulu penawaranku sama si road manager. Di stage ini, si celeb udah denger-denger gossip dia diminta untuk jadi brand ambassador.
Road manager akan menghubungi pihak talent management dari agency dimana sang celeb bernaung. Akunya tinggal duduk santai tapi deg-degan dan nyut-nyutan nunggu kabar dari pihak agency dia. Kalau mereka sudah review dan okay, kami akan meeting. Bersama si celeb, dengan catatan dia ndak sibuk. Nego harga sana-sini, kompromi riders dan job desc, dan yang paling susah... kalau celeb nya udah 'diva' bener, aku harus meyakinkan dia bahwa dengan menjadi brand ambassador produk ku dia akan jadi tambah diva ;-)
Cara meyakinkan celeb yang paling gampang sebetulnya ada. Bikin dia mabok total, siapin kontrak, dan suruh dia tanda tangan. Cuma belum pernah aku coba. Kata Papa, akalu diawali dengan yang haram hasilnya gak akan berkah. Daripada aku dimaki-maki client yang udah keluar duit gede tapi produk gak laku, mending aku budek nungguin si celeb party sampai jam 5 pagi dan nyuruh staff ku nego sama satpam apartment nya biar dikasih masuk :-p
Itu baru 1/4 dari tugas ku secara keseluruhan. Kalau mau diterangkan lagi, takut yang baca kena migrain :-D
Ada yang mau ditanyakan sampai sini, anak-anak? Besok mid-test ada 3 points pertanyaan dari materi ini lho. *Sumpah kepengen banget jadi Ibu Guru!!! :-p*
Okay, sekarang akan aku contohkan aplikasi penggunaan celebrities sebagai tool dalam memasarkan suatu produk.
|
Siapa yang kemarin nangis minta dibeliin TV kayak gini sama Papa nya??? Hehehehe
credit: here |
Contohnya seperti ini... ada satu produk suatu perusahaan manufaktur alat elektronik di Korea sale growth nya naik berkali-kali lipat di pasar Indonesia setelah menjadikan satu buah grup boysband Korea sebagai brand ambassador mereka.
Tapi kan target market perusahaan elektronik itu bukan anak muda yang mampu beli Smart TV segitu mahalnya. Yang punya uang pasti orang tua, tapi mereka gak akan terpengaruh sama promosi boysband soalnya udah pasti orang tua gak ngerti sama boysband (kecuali si Mumski yang teriak "itu Soju... Soju!! Tetangga kamu!!" -_-).
Itulah trick nya... yang menjadi target market dari perusahaan tersebut adalah sebetulnya orang tua. Tapiiiii... kalian-kalian penggemar boysband itu, yang uangnya belum cukup untuk beli Smart TV sendiri, dijadikan alat oleh perusahaan sebagai influencer atau seseorang yang bisa ngeracunin pikiran orang tua supaya mau beli Smart TV tersebut ;-)
Hayooo... siapa kemarin yang nyuruh Papa nya beli satu merk Smart TV tertentu karena terpengaruh sama iklan?? Hehehe. Selamat! Kalian baru saja terkena jerat racun berantai yang dibuat oleh tim MarKom perusahaan tersebut :-p
Korea adalah salah satu negara yang paling menyadari kekuatan Public Relations dan Branding dalam memasarkan sebuah produk. Jangankan produk, mereka pun menetapkan sistem branding untuk personality.
Let's say, artis-artis Korea yang banyak dikagumi banyak orang di dunia belakangan ini. Artis-artis itu adalah hasil positioning dan branding dari entertainment agency yang menaungi mereka.
Kita masih banyak menemukan celebrity di Indonesia yang sifat asli on-stage dan off-stage nya relatif sama. Tapi kalau di Korea, hal tersebut bisa dibilang almost impossible.
Pada saat muncul di publik, semua sudah diatur oleh agency. Cara bicara, cara duduk, cara senyum, di menit keberapa harus nangis, kapan harus tertawa, even sampai make up dan pakaian. Karena itu semua bisa mempengaruhi pikiran orang-orang yang menonton. FYI, untuk penampilan publik... seorang celeb disana jarang yang diizinkan untuk make up sendiri. Karena mereka sudah terikat konsep yang diberikan oleh agency dan menadi tugas stylist untuk menampilkan mereka sesuai dengan konsep tersebut.
|
Kenapa mereka bubar siiiih?? >_< |
Tapi no worries... artis-artis itu manusia juga. Terkadang mau segimana di 'drive' sama tim branding dari agency, tetep aja di satu moment akan muncul sifat asli mereka. Oleh sebab itu, jadilah fans yang pandai ^^ Jangan termakan cinta buta, karena bisa jadi kamu mencintai sesuatu yang semu ;-) Kenali idola kamu lebih jauh sebelum declare kamu rela mati untuk dia. Tapi jangan kelamaan juga research nya, nanti kayak aku.... cinta Westlife. Gak mau cinta buta, tapi pas mau declare "I'll die for Westlife", merekanya bubar. Anti-klimaks total!
Fiuuuh ~ kayaknya udah berbusa aku ngomongin kerjaan ku :-p Kepanjangan banget ya?? Maaf :-( Hahaha. Semoga gak bosan ya baca blog kami^^
Until next post, beauties ^^