I wonder why I still cannot lose weight in Seoul...

Hello hello.... cieeeee yang lagi siap-siap mau lebaran ;-) Lagi setrika baju baru kah? Atau lagi siapin dompet buat THR dari sanak saudara? Atau ada yang kayak aku, ngumpet di kamar pura-pura sakit kepala biar gak disuruh ngepel lantai sama Mumsky? Hehehe.

I'm gonna tell you another thing yang bikin aku aku selalu mau guling-guling sedih kalau mau berangkat ke Seoul. Makanan!! 

Aku terlahir dari Papa yang catholic dan Mumsky yang muslim. Tapi Papa sudah convert menjadi seorang muslim sejak beberapa tahun lalu dan dia sudah pergi haji. That makes us, his kids, moslems too ^^ Tahu sendiri dong, sebagai seorang muslim paling pantang makan babi dan minum-minuman keras. Anak Pak Haji pula... In contrast, Korea bisa aku bilang sebagai heaven nya makanan dengan kandungan daging babi dan minuman keras.

Pusing banget deh aku kalau mau makan... dan bikin tambah pusing lagi itu makanan yang pakai daging babi kelihatan enak-enak semua :-( Samgyeopsal, aneka ramyeon pakai daging babi, kulit babi panggang... Setiap lihat makanan itu pasti aku ngedumel "Kamfreeeet!! Nanya aja kali ya sama ahjumma nya, babi nya disunat gak? kali kalau udah disunat, jadi halal "

Kalau lagi pada ngumpul kayak begini nih
yang bikin aku pengen bunuh diri. Yang lain kenyang,
aku kembung kayak ikan mujair
karena cuma bisa minum air dan kuah sup kimchi

Gak berhenti di makanan babi yang kelihatan yummy ~ itu kalau namanya meeting lewat jam 10 malam, pasti yang digelar minuman alkohol Kalau gak beer, ya udah pasti soju (vodka nya orang Korea). Kalau ditawarin, selalu alasanku adalah: "Ngeri khilaf salah masuk ke unit apartment tetangga di lantai 11 kalau mabok... kasian mereka nanti juga khilaf kalau ngeliat cewek cakep kayak aku tiba-tiba masuk ke unit mereka". Padahal sih malu hati mau ngaku kalau aku udah tobat gak mau minum alkohol ~ takut kualat sama Papa :-D

Cuma sama satu hoobae yang kebetulan adalah assistant nya partner ku, aku bisa jujur. Panggil saja dia Asep. Percakapan kami kurang lebih seperti ini kalau diterjemahkan bebas dalam bahasa Indonesia:

Asep: Minum aja sih, Noona. Nanti dianterin pulangnya, langsung ke lantai 17 (dulu aku masih lantai 17) Me: Kagak boleh, Aseeeep. Saya nih anaknya Pak Haji (Haji Ttal) Asep: Hah? Noona punya nama Korea juga? Lucu banget... Ha Ji Ttal. Me: Bukan... saya anaknya Pak Haji Asep: Iya... Ha Ji Ttal. Jadi sekarang aku panggilnya bukan Pee (Vee) Noona ya. Tapi Ji Ttal Noona. *ketawa karena mabok, terus muntah-muntah di atas kertas report yang dia kerjain semalaman*

Dan sejak itu lah di kantor Seoul nama saya jadi Ji Ttal. lebih baik sih daripada Pipis... (Partnerku kalau manggil aku Vee, dan aku mengizinkan subordinates memanggilku dengan sebutan yang sama. Sayangnya, aku lupa kalau jarang ada orang Korea bisa ngomong F atau V. Akhirnya aku dipanggil Pee atau dalam bahasa Indonesia nya pipis)

Makan sashimi salah satu trik aman aku makan
di Seoul ^^ Minus the beer, of course.

Akhirnya di Korea supaya aman, aku hanya makan dimana si restaurant hanya menyajikan makanan yang tidak mengandung unsur hewani aka makanan vegetarian. Makan mie instant juga bawel banget nanya ke orang, make sure gak ada kandungan babi nya atau cari yang ada label ikatan muslim Korea. Kalau gak masak sendiri di rumah. Kangen makan rendang, dikirimin resep sama Mumsky... jadinya malah kari daging :-(

Tapi banyak juga sih makanan korea non-daging yang aku suka. Kimbab, bibimbap, ramyeon sayuran atau ikan, dan kimchi. Mungkin makanan itulah yang bikin aku tetap hidup dan gak bisa turun berat badan selama di Korea :-p 

Aku juga suka makan roti, dan thank God... di Seoul itu yang namanya bakery itu bertebaran dimana-mana. Dari yang jenis global franchise sampai home made roti yang jualannya ditungguin sama laki guanteeeng bener. Hehehe.

Ada satu cerita saat hendak makan di restoran ikan. Aku pikir akan aman niiih... minum es lemon tea, makan ikan. Mana ada ikan yang ndak halal, pikirku. Toh babi gak bisa berenang di laut, jadi gak mungkin ikan bergaul sama babi :-p Tapi tetap saja dong akhirnya aku cuma makan kimchi sama daun-daunan aja, macam kambing gunung. Karena si Asep yang sayang banget sama Noona nya ini berinisiatif menanyakan sama Ahjussi pemiliki restaurant apakah ikannya sempat main dulu gak sama babi sebelum dimasak.

Jawaban Ahjussi nya mematahkan hatiku...

"Ikannya gak main sama babi, tapi ini masaknya pakai minyak babi"

Dan dalam hati akupun mengutuk inisiatif si Asep. Seandainya dia gak pakai nanya, kan aku jadi gak tahu. Kalau gak tahu, kan jadi halal makanan haram. Hahahaha.

Kalau cerita sama DocCii tentang masalah ini, jawaban dia bikin aku kepengen injek-injek kepala dia.

"Makan aja siiiih... pakai bismillah tapi. Insha Allah halal. Tapi dosa tanggung sendiri"

Anyhow, kalau kamu muslim dan kebetulan akan berkunjung ke Korea, bisa cari makanan di daerah Itaewon. Nanti aku akan cerita tentang daerah itu, tapi yang pasti Itaewon adalah tempat dimana terdapat masjid terbesar di Seoul dan banyak keturunan Timur Tengah atau Turki yang menjual makanan halal disitu.

Aku jarang makan di Itaewon... alasan 1, malas jalan kesananya. Alasan 2, digodain cowok Arab melulu kalau disana *nangis*

Ya udah ~ segini dulu ceritaku untuk sekarang. Hehehe. Besok atau later nanti DocCii mau posting tentang Revlon Beauty License ^^ Masih banyak lagi cerita kenapa kadang aku setengah hati setiap kali pergi ke Seoul, dan cuma bisa nyengir bitter setiap ada orang yang histeris bilang "enaaaaaaak banget" kalau aku cerita aku mau berangkat ke Seoul. Hehehe.

Later, beauties... 

Posted in: Kakak,Korean,Random,Story